Malam ini tidak ada yang lebih baik dibandingkan kita saling berkhayal tentang keindahan cinta. Setiap hari hanya menggalaukan sesuatu yang tidak pernah tau kapan datang. Yang sudah-sudah menjadikan pelajar untuk memilih. Merasa terjebak dalam sesuatu yang memang sudah terlalu larut. Mungkin sudah dari setahun lamanya. Hubungan pertemanan ini terjalin tanpa rasa yang lebih dan istimewa. Kesan pertama memang biasa. Tapi memang tidak bisa dipungkiri apa yang dikatakan pepatah atau orang orang awam. "Cinta memang datang karena terbiasa". Ungkapan itu memang sakti. Terjadi begitu saja dan terasa ketika memang ada orang lain yang lebih bisa mengambil hatinya dibanding diri ini.
Orang ini tidak bisa menjadi milikku. Dia pernah berkata "
buat apa menjadi seorang kekasih bila tidak bisa mengerti seperti teman" maka aku segera dihadapkan oleh logika-logika yang hanyut. Lalu matanya menjelaskan dibantu dengan mulutnya yang menerangkan bahwa "
kamu itu tidak bisa menjadi seorang kekasih, karena dengan adanya diri kamu sekarang, menjadi teman saja kamu sudah bisa menjadi apapun". Sesungguhnya tidak ada kejelasan apapun. Yang hati ini rasa adalah kita tidak bisa bersama, tapi selalu ingin bersama, jelas bukan untuk menjadi sepasang kekasih, tapi menjadi manusia yang saling mengisi dan mengindahkan satu sama lainnya, saling mengerti tanpa harus diminta.
Bersama dia aku belajar sesuatu. Tidak perlu mencari apa yang kita inginkan bila di dekat kita saja sudah ada yang kita butuhkan. Tidak perlu mencari apa yang akan menjadi masalah dikemudian hari bila saat ini saja sudah ada yang akan bisa menyelesaikan masalah dikemudian hari bersama-sama. Bersama bukan hal yang terjalin dari kata cinta, tapi dari kata sayang yang mewakili segalanya. Bila terikat membuat kita jauh saat berpisah lebih baik tanpa terikat tapi saling mengikatkan untuk menerima satu sama lainnya.
Ingin rasanya aku gambarkan dia dengan kalimat yang sangat kompleks. Tapi terlalu sulit untuk aku gambarkan. selintas yang bisa aku ceritakan, baju yang ia kenakan tidak bermerk mahal, sepatu yang ia kenakan juga tidak sebersih milik banyak orang, rambutnya tidak dilapisi minyak rambut mahal pada umumnya, terurai kering rapih sebahunya dan semaunya. Cara dia berjalan biasa saja terkadang dengan sedikit membusungkan dadanya. Cara berfikir yang tenang tanpa beban. Hidupnya bebas dengan segala ekspresi. Bahkan sampai detik ini aku tak pernah merasa ada kesedihan diraut wajahnya.
Kemudian aku membaca matanya yang merasakan dia senang berteman denganku. Hal itupun yang sekaligus membuatku kecewa bahwa tak ada cinta menggarisi sedikit saja hatinya.
Aku menulis ini beharap ada cerita di masa depan bahwa aku beruntung mengenalnya. Bila sampai nanti tetap berteman, mungkin tulisan ini mengabadikan kenangan perasaanku kepadanya. Seorang yang pernah membuat hatiku merasa bahagia. Seorang yang membuatku bisa tanpa beban menjalani pertemanan dengannya.
Berbahagialah dirimu, aku masih disini, siap mendengarkan ceritamu, masih cukup Kuat untuk mendampingimu tertawa, masih cukup baik baik saja untuk menjagamu dalam keadaan apapun. Hinggaplah dalam perasaan sepertiku, mungkin kamu akan rasakan sama sepertiku saat ini. Aku yakin ada seseorang yang lebih baik dan lebih dari janjiku untuk dapat membahagiakannya.
Untukku, aku selalu percaya akan ada pula seseorang yang aku cintai sepenuhnya untuk membuat aku bahagia
Yang hampir sama seperti dia untuk membuat aku merasa nyaman. Sikap yang dingin dengan pembawaan yang tenang akan ada suatu saat di hati ini. Memang entah kapan, tapi suatu saat itu sangat aku yakini akan terjadi.
15 November 2014, Bandung
Comments
Post a Comment