Skip to main content

Featured

PERASAAN PERGI DARI RUMAH TANPA PAMIT

Hari ini hari Rabu. Aku ingat harus memberi uang kepada orang tua untuk membantu mereka mengangsur mobil. Motorku lunas dari pegadaian, setelah selama setahun di gadai oleh teman ibu yang tidak bertanggung jawab. Hal itu mengharuskan ibuku mengangsur motor tanpa memakai uang yang cair pada saat itu. Hari ini, digadaikan lagi oleh ibu untuk membayar cicilan mobil yang sudah berjalan selama 9x ini. Cukup berat untukku dan keadaan keluargaku saat ini, yaitu 11jt/bulan selama 4 tahun. Ayahku masih sibuk dengan murai, jalak, love bird dan kenari nya yang setiap hari berharap diberi air yang baru dan tambahan makanan yang enak. Terkadang masih saja waktunya kurang untuk memanjakan hewan sangkar tersebut. Bahkan jika tidak terpenuhi hasrat membeli dampaknya akan serumah yang merasakan. Aku dan suamiku, berdiskusi. Keputusan mana yang harus kami ambil untuk melanjutkan mimpi-mimpi kita jadi kenyataan. pasalnya bukan hanya mimpi aku dan suamiku saja, melainkan untuk membuat ayah dan ibuku...

Filosofi Musikalitas Berbanding Lurus dengan Alam Semesta

Manusia dengan pikirannya menciptakan suatu hal yang begitu menakjubkan, itulah kehebatan Tuhan karena memberi manusia pikiran. Bentuk yang abstrak, tak bisa kita lihat dalam bentuk, tapi kita mengetahui keberadaan pikiran itu ada di dunia ini. Setiap manusia berpikir, setiap manusia berfilsafat, menghasilkan filosofi, menjalankan cara pandang, dan hidup dengan jiwa. Begitulah menurut Aristoteles, “jiwa manusia tidak pernah mati meskipun raganya mati”. Ilmiahnya, hasil pemikiran manusia yang tertuang dalam sebuah seni, kenapa harus seni ? tidak ada satu orangpun tidak mencintai seni, setiap orang mendambakan keindahan. Namun, keindahan itu berbeda-beda, tergantung sudut pandang manusia melihatnya dari mana. Maka manusia memang benar berpikir dan menemukan sesuatu yang menurut pikirannya adalah hal yang pantas untuk ada.

Seni adalah sebuah hasil emosional mental yang terlihat memiliki estetika di dalamnya. Tidak semua orang memiliki bakat membuat barang berseni, tapi semua orang memiliki seninya sendiri. Seni yang tak berbentuk namun bernada sehingga kita sebut itulah musik. Seni yang tertuang dengan nada-nada instrumental, di bawakan pesan melalui lirik, merupakan hasil pemikiran manusia yang menurut filsuf yunani adalah pendidikan. Seni musik membawa pengaruh yang begitu hebat dengan segala asumsi didalamnya. Seorang yang mencintai musik akan terlihat memiliki jalan hidup yang unik. Seni ini yang memberikan telinga kita untuk mendengar pesan-pesan entah itu tentang aturan, tentang cinta, tentang kemarahan, tentang kebencian, dan banyak hal di dunia ini yang kompleks untuk disederhanakan melalui tulisan.

Musik adalah suara yang terbentuk dari rangkaian nada-nada instrumental yang memiliki birama dan menhasilkan irama sehingga terdengar harmonis, sejenis fenomena tidak berwujud. Harmoninya dihantarkan untuk menyiarkan pesan psikologi dalam jiwa manusia sehingga terkadang tanpa lirik pun manusia memahami intuisi yang terdengar. Intuisi ini mendoktrin manusia sampai kedalam apa yang dirasakannya setelah mendengarkan musik, menuntun pikirannya untuk mengetahui mengapa musik ini ada. Pikirannya membawanya untuk bertanya “apa yang sedang terjadi padanya hingga musik ini ada?” maka proses ini membuktikan bahwa manusia berpikir untuk mencari tahu kebenaran, manusia berpikir untuk menghasilkan sesuatu tidak lebih yang lain salah satunya musik, manusia berpikir bagaimana meluapkan sesuatu untuk dapat dikeluarkan dari belenggunya sendiri. Manusia juga memiliki tujuan ketika menciptakan musik. Terakhir, manusia yang mendengarkan juga berfikir kenapa dia menyukai music tersebut.

Musik ini suatu hal yang hebat, musik membius manusia untuk mencintainya, merasakan atmosfer perasaan yang dituangkan penciptanya kepada music itu, sehingga dengan mendengarkan music terkadang manusia akan terbawa suasana dari music itu sendiri. Musik merubah manusia dengan segala melankolisnya. Memberi cara pandang dalam iramanya. Suatu komunitas pencinta salah satu sub genre music akan berpenampilan selayaknya apa yang dikaguminya dari music itu dan akan berbeda juga dengan sub genre yang lainnya.
Musik tercipta dari hasil berpikir yang datang dari inspirasi, inspirasi ini yang dihasilkan oleh alam semesta. Alam semesta mendukung apa yang dilakukan manusia, alam semesta ini memberikan semua yang dicari oleh manusia, alam semesta secara tidak disadari manusia memberikan sinyal kekuatan pada otak manusia untuk memikirkan tentangnya. Alam semesta adalah ruang tiga dimensi yang menghanyutkan manusia untuk ikut dalam aturannya. Manusia tidak mengelak akan yang tumbuh di alam semesta ini. Perasaan tertuang datar dalam alam semesta, jangkauannya yang begitu luas hingga apa yang dituangkan dalam sebuah pikiran menghasilkan musik yang luas.

Musikalitas diukur dari beberapa sudut pandang manusia dalam menyikapi alam semesta ini. Tujuan yang difilosofikan dalam music tidak semata-mata hanya dari apa yang dia rasakan, dia dengarkan, dia lihat saat inspirasi itu datang. Namun, sumber terkuat dari datangnya inspirasi alam semesta ini adalah perjalanan hidupnya selama itu di alam ini. Kisah dari kemarahan teman, kebencian pada kontra pandangan manusia lain, kekuasaan yang absolut dalam menjalankan tujuan, egoisme dari sikap manusia lain untuk mendapatkan kesenangan, penolakan perasaan dari lawan jenis, pembantaian jiwa untuk menyuarakan pendapat, itu semua bagian dari pendidikan mental untuk membentuk karakter berpikir dan alam semesta menyediakan ruangan untuk pribadi yang sudah berkarakter untuk berpikir dan menghasilkan music. Musikalitas adalah kualitas, pengetahuan, kepekaan manusia terhadap music. Tidak ada musik buruk atau baik, sudut pandang dan karakter manusia yang mengarahkan music itu kemana. 

Kesimpulannya, manusia berpikir dari apa yang sudah dijalani selama masa hidupnya, membentuk karakteristik jiwanya, mencari apa yang masih ditanyakan, hidup dalam keinginan menghasilkan sesuatu, mencintai keindahan dan irama-irama suara. Irama-irama suara ini kita sebut music, timbul karena suatu perasaan manusia, sehingga manusia berpikir untuk menggerakan badannya menghasilkan suara dengan berbagai alat, menciptakan birama untuk menyatukannya dalam suatu keharmonisan, keadaan bermusiknya datang dari inspirasi jiwa, inspirasi dikirimkan dari alam semesta kepada pikiran manusia untuk menghasilkan suatu kualitas musik yang terbaik dari proses hidupnya dan karakteristik jiwanya.

“tulisan ini hanya sifat egoisme dari hasil pemikiran manusia yang memandang music sebagai cara hidup untuk mencapai tujuan dan mencapai kedamaian”

Plato – “music berhasil mendidik manusia ketika music itu mempengaruhi sudut pandang manusia untuk menjadi beretika”

-ad-
12 Desember 2015, Bandung

Comments

Popular Posts