Skip to main content

Featured

PERASAAN PERGI DARI RUMAH TANPA PAMIT

Hari ini hari Rabu. Aku ingat harus memberi uang kepada orang tua untuk membantu mereka mengangsur mobil. Motorku lunas dari pegadaian, setelah selama setahun di gadai oleh teman ibu yang tidak bertanggung jawab. Hal itu mengharuskan ibuku mengangsur motor tanpa memakai uang yang cair pada saat itu. Hari ini, digadaikan lagi oleh ibu untuk membayar cicilan mobil yang sudah berjalan selama 9x ini. Cukup berat untukku dan keadaan keluargaku saat ini, yaitu 11jt/bulan selama 4 tahun. Ayahku masih sibuk dengan murai, jalak, love bird dan kenari nya yang setiap hari berharap diberi air yang baru dan tambahan makanan yang enak. Terkadang masih saja waktunya kurang untuk memanjakan hewan sangkar tersebut. Bahkan jika tidak terpenuhi hasrat membeli dampaknya akan serumah yang merasakan. Aku dan suamiku, berdiskusi. Keputusan mana yang harus kami ambil untuk melanjutkan mimpi-mimpi kita jadi kenyataan. pasalnya bukan hanya mimpi aku dan suamiku saja, melainkan untuk membuat ayah dan ibuku...

101 PERJANJIAN RASA DAN RAGA (Part 2)





SYAL MALAM

Aku menuruni tangga panggung dengan menggendong gitar kesayanganku yang aku beri nama "Gifsa". Gitar hitam yang aku dapat dari hadiah ulang tahunku yang ke 17 Tahun dari ibuku. Gitar yang seperti pacar sendiri, memberikan aku inspirasi dikala mood sedang baik atau sedang buruk. Menjadi pilihan terbaik dalam kehidupanku.

Kini aku sudah sangat lemas karena permainan melodi yang barusan menghipnotis penonton acara ini. Band dengan aliran Postrock sudah ku buat sejak 3 tahun yang lalu dengan teman-teman SMA-ku. Kini aku berkuliah di Universitas ini jurusan Desain Komunikasi Visual. Sejak aku menaiki tangga hingga aku menuruninya kali ini ada satu hal yang menggangu konsentrasiku sejak tadi. Ya.. ! Alea.. aku yang sudah tidak sempat mengajaknya ke acara ini berubah menjadi penyesalan. Aku menunggu di depan kamarnya berharap dia akan keluar kamar untuk hal apapun. Tapi nyatanya sama sekali tidak. Hingga aku harus dengan berat langkah meninggalkan kamarnya untuk pergi tampil.


Keringat membanjiri kepala dan rambut sepundakku yang sudah tidak bisa lagi untuk di rapihkan hanya dengan jari. Aku mengambil slayer hitam yang selalu aku kepitkan di saku celana belakangku. Tapi tunggu, tidak ada, di saku satu lagi, ya sama juga.. tidak ada benda hitam yang biasanya ada disitu. Tapi kemana... aku segera berlari ke arah panggung dan tidak juga aku temukan sama sekali. Kemana benda itu berada. Aku terus menunduk mencari sebuah kain hitam berlipat. Di bawah pohon, di taman, di bawah tangga tapi tetap saja mataku tidak menemukan barang tersebut.

"nyari ini" tiba-tiba ada suara perempuan sedang berdiri di belakangku yang sedang terbongkok-bongkok sambil mencari slayar hitamku barusan. Ketika aku menoleh aku mendapati kain hitam menggantung tepat di hadapan wajahku. Benar saja ini yang aku cari sejak tadi hingga lelahnya. 

"ya akhirnya ketemu juga" reflek aku menyebutkan kalimat itu. Aku menggapai slayer hitam itu yang aku sangat yakin itu adalah milikku. Kegiranganku membuatku lupa untuk mengucapkan terimakasih dan aku mendapati wanita dengan rambut sebahunya membelakangi aku. "Makasih ya" dengan setengah nada teriak aku mengucapkan terimakasih kepada wanita itu. Balasannya tidak dengan nada, kini hanya mengacungkan tangan dengan maksud "sama-sama".

Sepertinya aku mengenal perawakan itu. Aku berlari menghampiri wanita tadi dan YAPS... "Ale" kataku kepada wanita tadi. Dia membalikan wajahnya dengan tetap memaksa badannya untuk mengarah ke depan. Dia hanya membalas panggilanku dengan senyuman. "Ngapain disini?" tanyaku melanjutkan panggilanku barusan.

"nonton" singkat namun jelas dia merespon apa yang aku tanyakan. Aku merasa sangat senang dibuatnya kini.

"terus mau kemana sekarang ?" tanyaku segera ingin tau dia ingin kemana. 

"ke warung, beli rokok" jawabnya sangat singkat dan dingin. Entah kenapa aku menyenangi setiap apa yang dia lakukan kepadaku. Meski seharusnya dalam sadar aku sangat membenci respon yang dingin.

"tunggu ! bareng,"

"ya santai"

"aku nyimpen gitar dulu"

"yoo"
-AD-
Bandung, 19 April 2016

Comments

Popular Posts