SORE BERASAP SEPI MENAJAM

72 Jarum terkecil itu sudah berputar dengan rangkaian bulan dan bintang yang dirangkai oleh hujan yang memercik dingin menusuk tulang tanpa rasuk...

Bungaku, biar ku kunjungi sarimu dalam lelah peri biar senja menjadi saksi risau tanpa nama ini. Aku yakin ini tidak serius memuja meski masih simpul sederhana dengan remah menelan hebat...

Kami tercapai dari gusaran manusia angkuh berwajah buruk. Maaf aku katakan tanpa dosa karena perilakumu yang memerintahkan otak berliku ini...

Seandainya masih ada waktu akan aku potong jarum itu hingga tak bisa kau lihat lagi putarannya dalam hari hingga pekan. Supaya tak berabad-abad dengan keresahan duniamu...

Aku menggalang sebuah ketiadaan tanpa merasa ingin memiliki meskipun aku harus menyerah sakit hingga darahku berdesir terbisa sebuah keabstrakan tanpa bisa aku jelaskan bagaimana...

Langiku masih memanjakan manusia penuh harapan untuk melaju dengan tujuannya meski itu mengorbankan langkah yang berderai...

Senja tak mampu untuk mencuri keadaan malam, hingga aku sadari bahwa senja adalah pengantar sing menuju kelamnya dunia tanpa bulan...

Ku hirup aroma tubuhmu meski itu jauh... begitu jauh hingga ada bidadari tak ku kenal sedang mencuri waktu dengan senyumanmu...

Sungguh menghanyutkan apabila semua masih menghilang maka akan aku taruh semua kehidupanku tanpa harus aku memikirkan kerisauan yang terus-menerus

Kini aku menjadi sebuah pribadi tanpa sifat yang mengharuskan aku menyerah dengan potret yang mencermin...