Menggambarkan kesedihan tepatnya. Aku membiarkannya tetap patah, buat apa harus diperbaiki? hanya akan melelahkan jiwa mencari obat menyambungnya lagi. Kata seorang manusia akan ada alat untuk menyambungkannya, bisa kita sebut "solasi" atau "plaster". Ini memang berguna jika hanya dipajang.
Tidak ada lagi yang tumbuh dalam patahan. Alirannya berubah dan tidak akan seperti itu lagi. Porsi yang mengalir akan cenderung kemana? lebih besar atau lebih kecil? bicara apa saja yang akan menenangkan keinginan.
Ranting itu pernah aku godok di dalam panci yang ada airnya, sangat panas. Hingga lunak ketika aku mengangkatnya dengan capitan. Bisa kugerakkan dengan baik dan tidak patah. Ku buat menjadi gelang dan mengikat pergelanganku. Ku rekatkan ujungnya dengan tali dan ku ikat keras-keras supaya tidak lepas. Kini ranting itu berubah menjadi teman untuk gelang yang lainnya.
Ada masa dimana aku sangat marah dan menarik semua yang ada dipergelanganku. Bukan hanya itu, yang ada dimasa laluku ku tarik dengan kemarahan ! Masa lalu hilang, hubungan memburuk, emosi meledak, ekspresi hanya menangis, meratapi dan menyisakan sedih yang berkepanjangan.
Ranting itu patah karena tarikanku terlalu kuat dimakan emosi. Hanya ada keinginan untuk memperbaikinya. Sedang kebutuhanku adalah mengganti gelang itu dengan yang lebih baik. Jangan ranting lagi, aku butuh media yang lain untuk menggantikan posisinya.
Beberapa hari kulalui tak kunjung ku dapatkan. Ada yang memberiku gelang lain tapi masih berbahan dasar ranting juga, maksudnya apa? aku tidak mau mengerti. Lalu ada satu lagi yang berbeda. Tapi aku tidak suka akan medianya. Jadi?
Aku membiarkan pergelanganku tanpa gelang untuk sementara. Bahkan kalau memang dalam jangka waktu yang lama, aku akan menerimanya. Suatu ketika ada niatku untuk memperbaiki gelang ranting itu, namun semakin patah dan tidak hanya satu, dua, tiga. HANCUR!!!
Jangan pernah mengganti, biarkan pada tempatnya. Ya... disitu. Jangan dirubah atau digeser.
Jangan pernah mengganti, biarkan pada rasanya. Ya... disitu. Jangan pura-pura senang atau bahagia.
Aku baik-baik saja dengan kalimatku. Aku mengatakan ini memang karena masih diliputi kesedihan, ini menyedihkan dan mengerikan untuk kesakit jiwaan manusia. Kini tanganku tak terikat apapun. Bebas saja, aku bosan.
Bandung, 24 Mei 2018
ksmdw
Comments
Post a Comment