PART 1
Steve Jobs
(sumber : pencarian pinterest)
Ini bukan keinginan bersama, menyaksikan fenomena anak bangsa bergelut dengan kerasnya hidup. Apa ini memang sebuah keharusan?. Saya punya cerita menarik saat masih sering nongkrong bareng teman saya.
Mahasiswa fakultas ilmu komunikasi ini menceritakan pidato Rektornya saat itu. Dia bilang (sebut aja Venus)
Venus : "Lucu ya orang-orang yang katanya pinter itu"
Saya : "Lucu apanya?"
Venus : "Tadi waktu di kampus kan ada seminar gitu, terus pas pembukaan Rektor aku bilang gini
-"Kuliah yang rajin, jangan suka bolos, biar dapet IPK tinggi. Kalau IPK sudah tinggi kan biar gak susah cari kerja"
Saya : "Terus lucunya dimana? lah kan bener kalau IPK nya gede kemungkinan di terima di perusahaan lebih gampang"
Venus : "Kenapa semua yang berkaitan sama sekolah harus identik dengan kerja di kantor? Tapi emang dasarnya udah di atur mental anak muda jadi pekerja bukan jadi pengusaha"
Saya : "Jadi gimana?
Venus : "Ya... coba aja dosen atau rektor itu bilang -Ayo kuliah yang rajin biar IPK nya tinggi, nanti kalau Cum Laude saya kasih modal 200 juta- pasti aku lebih semangat buat kuliah"
(sumber : pencarian pinterest)
Sebenarnya, saya juga tidak mau terlalu keras melantangkan argumen bahwa seorang sarjana banyak yang susah cari kerja. Beberapa blog tetangga sudah cukup lantang menyuarakannya. Beberapa teman saya juga yang sarjana sudah ada yang kerja enak di ruangan ber-AC dengan gaji yang lumayan sampai-sampai saya liat di story Instagram banyak keluar negeri. Beberapa juga ada yang masih menganggur dan berjualan produk orangtuanya, temannya, atau dia mandiri mencari barang jualan sendiri (kalau yang terpaksa menjalani supaya punya uang saya tidak tau hehe).
Sewaktu saya masih aktif di kampus dulu, ada teman saya yang dalam waktu 3,5 tahun sudah lulus tinggal menunggu wisuda. Saat itu, teman saya ini dengan teman yang lainnya sedang berbincang soal kerja dimana, saya yang ada di situ ya ikut nimbrung aja mendengarkan.
(sebut saja Mars dan Pluto)
Mars : "Kamu udah ini mau ngelamar kemana?"
Pluto : "Gak tau, kayanya mau coba ngedeketin Pak Alien (nama disamarkan ya) biar bisa ikut kerja di kantornya"
Mars : "Oh iya bener aku juga mau ikut ah"
Pluto : "Tapi Mars, yang dibutuhinnya kan katanya cuma 1 orang, soalnya kan si A sama si B udah kerja disana, kebanyakan katanya"
----
Sudah 3,5 tahun kedepan. Artinya mereka yang membicarakan percakapan di atas sudah bekerja selama kurang lebih 3 tahun lebih di kantornya masing-masing. Saya????? Saya masih belum lulus dan menuliskan artikel ini dengan perasaan yang sudah lebih dewasa dari pada waktu itu. Saya akui, memang ketika umur saya beralih dari belasan menuju dua puluhan, ditambah lingkungan saya masih terlalu sering diam di kampus, saya masih belum bisa netral dan ego dalam diri saya tinggi. Merasa lebih benar dan merasa lebih baik dari pada orang lain.
Yang menjadi penjilat tidak salah, yang tidak menjilat juga tidak salah. Tentu setiap orang punya keputusan masing-masing untuk menjalani hidupnya masing-masing juga. Saya tidak bertanggung jawab atas hidup orang lain, karena mereka pun begitu. Ayah saya suka bilang "Masalah apapun, kemungkinannya kecil teman mau menolong kita, apalagi kalau sudah liat keadaan kita lagi di bawah, pasti aja langsung mendadak punya banyak kesibukan. Jadi, pastinya nanti juga kembali ke rumah dan ujung-ujungnya cerita ke orang tua. Terus jadi orang tua gimana? Mana tega anaknya punya masalah, ya pasti di bantuin sama orang tua."
(NANTIKAN ARTIKEL SELANJUTNYA YA)
(sumber pencarian pinterest)
Comments
Post a Comment